Jadikan Brebes Sebagai Pusat Bibit Bawang Merah Indonesia


Penyuluhan Penyehatan Lahan Pertanian Untuk Kelestarian Lingkungan di Aula Dedy Jaya Hotel -Doc BU
Brebes (cbmnews.id) - Lahan Kabupaten Brebes sudah mengalami degradasi sehingga pelaku budidaya bawang merah menggunakan obat kimia yang paling banyak yaitu penggunaan pupuk dan obat pestisida. Brebes pernah mengalami hasil produksi 20 ton per hektar, namun dengan dampak kimiawi sudah mulai menurun.

Ungkap Ir.  Tanti Palupi Selaku Kepala Bidang  Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes ada acara diskusi terbatas upaya penyehatan lahan pertanian untuk kelestarian lingkungan kerjasama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal dengan Pemkab Brebes (10/10/2018).

Lanjut, diharapkan ilmu yang didapat dari praktisi untuk diterapkan, selama ini produksi bawang merah di Brebes sekarang hanya 12-15 ton per hektar. Sehingga sudah menurun drastis, jika tidak diupayakan nantinya bisa bermasalah dikemudian hari.

" Sudah BEP produksi pengolahan tinggi, belum lagi harga bawang merah kian terpuruk, apalagi sekarang sentra bawang merah bukan hanya di daerah Brebes tapi sudah melebar luas, makanya perlu inovasi produk dan upaya menyehatkan lahan, karena lahan juga punya hak untuk sehat,"imbuhnya.

Sementara itu, Perwakilan Kantor Bank Indonesia Tegal Joni Marsius, yang disampaikan oleh Bursya Manager Unit Pengembangan Ekonomi (UPE), bahwa pihaknya sudah melakukan intervensi untuk klaster bawang merah di Kabupaten Brebes sejak 2017. Kegiatan ini adalah kedua kalinya, awalnya di aula Bank Indonesia, selanjutnya BI Tegal ingin menjalin kerjasama tentang penyehatan lingkungan, pihaknya merasa prihatin sehingga butuh dukungan kerjasama semua pihak.

" Pengembangan bawang merah itu se indonesia dan ini menjadi persaingan yang kompetitif, makanya sebagai pelaku budidaya di sentra bawang merah harus bangkit dari keterpurukan, sudah lahannya kritis, kasus stunting (agak pendek) semakin tinggi, belum lagi upaya penyehatan lingkungan belum holistik, " terangnya.

Pemberian pupuk harusnya berimbang, jangan berlebihan, sebaiknya semakin berkurang, jika semakin banyak pupuk yang diberikan maka nanti berpotensi pada kerusakan lahan.

" Pihaknya meminta dukungan dari Kementan RI untuk melakukan intervensi satu desa full diintervensi lalu dikasih solusi upaya penyehatan lingkungan, jadikanlah Brebes jadi pusat bibit bawang merah Indonesia dan jadikan value change (nilai tambah) bagi daerah lain, misalkan kembalikan ke pupuk organik, pungkasnya.

Hadir perwakilan petani, KTNA, Asosiasi Bawang Merah Indonesia, Komunitas Fb CBM, dan Kementan RI, Praktisi Penyehatan Lingkungan.  (Bahrul Ulum)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama