Edukasi Bahaya Pernikahan Dini Sebagai Upaya Cegah Stunting


BREBES - Minimalisir stunting dengan persiapan 3 bulan sebelum pernikahan. Demikian disampaikan oleh anggota DPR RI Komisi IX Fraksi PKB Hj. Nur Nadlifah, S.Ag,M.M pada Kegiatan Sosialisasi Stunting dari hulu dalam rangka Penguata Peran Serta Mitra Kerja dan Stakeholder dalam Implementasi Kegiatan Prioritas Pembangunan Keluarga di cafe d'Milk Jatibarang Kabupaten Brebes, Minggu (3/12/2023).


Sebelum menikah, kata Nur nadlifah, remaja putri harus diberi vitamin dan juga tablet tambah darah. Utk meminimalisir terjadinya keturunan yang stunting, maka semua komponen harus bergerak utk menyiapkan generasi yang sehat.


" Kaitannya pernikahan dini dengan stunting yakni saat melakukan sebuah pernikahan, perempuan yang masih berusia remaja secara psikologis belum matang, serta belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar," paparnya.


Para remaja, lanjut Nur Nadlifah, masih membutuhkan gizi maksimal hingga usia 21 tahun. Jika mereka sudah menikah  pada usia remaja misalnya 15 atau 16 tahun, maka tubuh ibu akan berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya. Jika nutrisi si ibu tidak mencukupi selama kehamilan, bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan sangat berisiko terkena stunting. 


Selain itu juga narasumber lainnya  Kepala DP3KB kabupaten Brebes Akhmad Ma'mun, M.Si menyampaikan, seorang wanita mulai memasuki usia produktif pada usia 21 tahun. 


" Jika dipantau dari segi biologis, pada usia 21-35 tahun perempuan memiliki tingkat kesuburan yang tinggi dan sel telur yang diproduksi sangat berlimpah," ujarnya.


 Sementara itu menurut Agoes  Poedjianto, SH. M.Kes ( Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Alhi Madya BKKBN Jawatengah ) bahwa faktor moral anak dan lemahnya pengawasan orang tua menjadi faktor paling utama terjadinya pernikahan dini. Untuk itu perlu penguatan ahlak terpuji dan perketat pengawasan untuk mencegah terjadinya perkawinan usia dini.


Hal senada disampaikan Retno Dewanti Purwomakarti, S.Sos. M.AP ( Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Alhi Muda, Direktorat Bina Ketahanan Remaja ) bahwa BKKBN optimis bahwa upaya menyelesaikan masalah stunting terutama terletak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 


"Tetapi jangan lupa bahwa mulainya (intervensi) pada saat remaja. Supaya pada saat sudah hamil dan menyusui dan seterusnya bisa betul-betul menghasilkan keturunan yang berkualitas," pungkasnya.

Post a Comment

أحدث أقدم