BEST PRACTISE : Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Penggunaan Media Kaleng Angka Berbasis Model PjBL pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Lamaran

  BEST PRACTICE

 

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Penggunaan Media Kaleng Angka Berbasis Model PjBL pada Anak Kelompok B

 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Lamaran



 

NAMA MAHASISWA: DARWATI, S.Pd

NIM: 2301690033

PROGRAM STUDI: PG PAUD

 

PPG DALAM JABATAN KATEGORI 1 ANGKATAN 3

 PENDIDIKAN GURU PAUD

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2023





PENDAHULUAN

                I.         SITUASI

A.    Kondisi yang menjadi Latar Belakang Masalah

         Anak  usia  dini,  yaitu  anak  yang  berada  pada  rentang  usia  lahir  sampai  dengan  enam  tahun,  merupakan  generasi  penerus  bangsa  yang   memiliki   potensi untuk   tumbuh dan berkembang secara optimal. Pendidikan   anak   usia   dini   merupakan   pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam  pengembangan  sumber daya manusia. Mengingat   potensi   kecerdasan   dan   dasar-dasar    perilaku    seseorang    terbentuk    pada    rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut sebagai the golden age (usia emas).Berbagai hasil penelitian menyimpulkan   bahwa   perkembangan   yang   diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan  anak pada tahap  berikutnya  dan meningkatkan    produktivitas  kerja di masa   dewasa.   Perlu   dipahami   bahwa   anak   memiliki   potensi   untuk   menjadi   lebih baik di  masa  mendatang,  namun  potensi  tersebut  hanya   dapat   berkembang   manakala   diberi   rangsangan, bimbingan, bantuan dan perlakuan yang  sesuai  dengan  tingkat  pertumbuhan  dan  perkembangannya.


       Beberapa tahun terakhir ini anak usia dini dituntut untuk menguasai kemampuan berhitung sebelum masuk SD/MI. Sementara menurut psikologi mate­matika, keterampilan ber­hitung diijinkan untuk dipelajarkan ke anak asalkan konsep dasar pen­dukung­nya sudah dikuasai. Adapun kon­sep dasar pen­dukung dari keterampilan berhitung adalah ke­mampuan meng­urutkan, membandingkan, meng­umpul­kan, konsep him­pun­an, korespondensi satu-satu, dan bilang­an kardinal. Sebagaimana yang disampaikan oleh Piaget bahwa anak usia dini masuk pada tahapan sensorimotor dan praoperasional kongkret dimana pada tahapan ini anak belum mampu meng­gunakan aturan yang jelas atau logis, maka pembelajaran konsep berhitung dan pen­dukungnya tidak dapat di­sampai­kan secara formal. Oleh karena itu penggunaan media mutlak di­perlukan.


     Setelah diadakannya observasi di kelas B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Lamaran, adanya masalah dalam pembelajaran yaitu kurangnya kemampuan anak dalam berhitung dan menjumlah benda disebabkan karena guru kurang kreatif dalam pembelajaran, penggunaan media dan model pembelajaran yang kurang tepat , guru juga kurang mencari pengetahuan dan membaca atau mencari literasi tentang pembelajaran, guru tidak membuat pembelajaran yang inovatif, guru kurang menguasai teknologi digital yang sekarang sedang digalakan pemerintah. Untuk mengatasi masalah kurangnya kemampuan berhitung anak pada kelompok B yaitu  dengan mencari alternatif solusi pada kajian literatur  yang berjudul “ Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bilangan Melalui Media Kaleng Angka Bagi Anak Usia Dini Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal .”

  

  B.    Mengapa Praktek ini penting untuk di bagikan

Praktik ini penting di bagikan karena di sekolah lainnya juga banyak yang mempunyai masalah yang sama dengan sekolah saya terutama di awal semester. Semoga ini bisa menjadi alternatif solusi untuk guru yang lain. Berbagi ilmu dan pengalaman, merupakan hal yang baru bagi saya sehingga memotivasi diri saya sendiri untuk bisa menyelesaikan masalah ini dan bisa dijadikan referensi untuk teman guru dalam menyelesaikan masalah di lembaganya masing-masing.

 

C.    Peran dan Tanggung Jawab Guru

Peran saya sebagai mahasiswa dan guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang inovatif. Perangkat pembelajaran terdiri dari RPP, Bahan Ajar, Media, LKPD, dan Penilaian, supaya tujuan pembelajaran tercapai dengan baik di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Lamaran Desa Sitanggal Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.

 

          2. TANTANGAN

 

            Dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang kita harapkan ada beberapa tantangan yang kita hadapi, namun kita harus berusaha untuk melewati tantangan dengan berbagai usaha diantaranya kita berusaha mendapatkan artikel – artikel maupun jurnal dan mencari berbagai sumber wawancara dengan  tokoh PAUD / Praktisi yang berkaitan dengan masalah yang ada di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Lamaran . Setelah mendapatkan kajian literasi dan hasil dari wawancara kemudian saya mereview  untuk saya kembangkan agar permasalah yang ada dapat terselesaikan dengan tuntas.

 

Adapun penyebab dari kurangnya kemampuan anak dalam berhitung dan menjumlah benda di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Lamaran antara lain: guru  kurang dalam  pelaksanaan pembelajaran   melalui   permainan   sehingga   membuat   pembelajaran   kurang   menarik, minimnya penggunaan permainan dalam pembelajaran di taman kanak-kanak juga dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran pengenalan konsep bilangan, guru belum menggunakan benda kongkret dalam kegiatan menjumlah benda, kegiatan berhitung yang diberikan oleh guru kurang menarik, kurangnya alat peraga yang diberikan agar anak lebih memahami tentang konsep bilangan, guru kurang memberikan latihan dalam penjumlahan bilangan, guru jarang memberikan stimulus dlm setiap kegiatan yg berkaitan dg bilangan, penyampaian guru dalam kegiatan menjumlah kurang mengena, metode dan media pembelajaran kurang tepat.


 Hasil wawancara, observasi, kajian literatur, diskusi dan refleksi diri, dari penyebab masalah diatas tantangan yang di hadapi oleh guru adalah :

- Guru kurang memberikan latihan dalam penjumlahan bilangan.

- Guru jarang memberikan stimulus dlm setiap kegiatan yg berkaitan dg bilangan.

- Penyampaian guru dalam kegiatan menjumlah kurang mengena

- Metode dan media pembelajaran kurang tepat.


Tantangan atau masalah yang saya hadapi saat inovasi implementasi pembelajaran adalah: saya kurang bisa mengelola kelas supaya kondusif karena sebelumnya kondisi kelas yang keseharianya sempit saat kegiatan inovasi implementasi pembelajaran pindah ke ruang kelas yang luas sehingga anak merasa berbeda dan bebas bergerak mengekspresikan perasaanya, saya belum bisa merangkul semua anak dalam melihat tayangan video PPT dan media audio visual di laptop karena anak masih berdesak desakan dan berebut untuk duduk paling depan, saya merasa kurang percaya diri untuk mencoba hal-hal yang baru dalam                                     pembelajaran, rendahnya pengetahuan saya tentang pembelajaran berbasis digital / TPACK sehingga masih membutuhkan bantuan ahli editing video untuk mengedit video dan juga waktu kegiatan pembelajaran berlangsung saya tidak menggunakan laptop yang biasa saya gunakan, disitulah saya merasa kebingungan. Sedangkan untuk pembuatan PPT saja membutuhkan waktu yang cukup lama karena baru pertama membuatnya.


                                                    



                                                            PEMBAHASAN

A.    AKSI

1.     Langkah – langkah yang di lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut / strategi apa yang di gunakan

 

Berkaitan dengan penggunanaan media yang kurang tepat dan kurang menarik bagi anak, maka langkah-langkah yang saya lakukan adalah dengan mencari kajian literatur yang pas untuk menyelesaikan masalah dengan mencari jurnal di Google scholar. Akhirnya saya menemukan media pembelajaran yang mudah didapat, murah dan tidak berbahaya bagi anak, proses pembuatanya juga tidak membutuhkan waktu yang lalu namun dapat membuat anak lebih bersemangat dan bergembira. Saya memilih media kaleng angka untuk memecahkan masalah kurangnya kemampuan anak dalam berhitung dan membilang benda. Kegiatan yang dilakukan anak adalah dengan menuliskan angka pada kartu angka kemudian menempelkanya pada kaleng kemudian anak yang lain yang memasukan telur sesuai dengan angka yang menempel pada kaleng. Dengan kegiatan ini anak – anak bisa menilai sendiri dan menilai temannya apakah sudah benar apa belum.

Selain menggunakan media bahan alam, saya juga menggunakan media digital yaitu dengan membuat PPT dan Video Pembelajaran terkait dengan tema  yang akan saya laksanakan hari itu. Dengan memutar PPT dan video pembelajaran anak – anak sangat antusias dan senang saat melihat video pembelajaran yang di lengkapi dengan gambar – gambar konkret sesuai tema hari itu. Ketertarikan anak dalam pembelajaran sangat menunjang keberhasilan dari tujuan kegiatan pembelajaran saat itu. Saya juga lebih mudah dalam menerangkan kegiatan yang akan berlangsung hari itu dengan membahas topik hari itu dengan baik dan runtun. Sehingga ana-anak menangkap apa yang saya sampaikan dan dapat menjawab pertanyaan dari saya dan dapat menceritakan kembali apa yang telah dilaksanakan dan bagaimana caranya dalam membuat projek dengan teman-temannya.

Berkaitan dengan penggunaan LKPD dan alat tulis, langkah saya dengan menggunakan LKPD yang saya buat sendiri dengan berbagai variasi, sehingga anak – anak merasa antusias dalam mengerjakan kegiatan, seperti kegiatan kolase dari cangkang telur bebek. Kegiatan yang kedua anak menghitung dan menjumlah telur didalam kaleng angka. Dengan kegiatan satu dan dua, saya melihat mereka sangat bersemangat dan antusias karena kegiatan hari itu berbeda dengan kegiatan sebelumnya yang pernah saya lakukan.

Model pembelajaran yang saya terapkan adalah model PjBL ( Projek Based Learning ), di mana model pembelajaran tersebut saya melibatkan semua anak untuk saya bagi menjadi beberapa kelompok agar mereka  dapat bekerja sama dalam menuangkan ide – ide mereka untuk menghasilkan satu produk yang di sukai anak dalam satu kelompok kecil. Tujuan saya adalah agar perkembangan social emosional anak dapat berkembang dengan maksimal dan dapat bekerja sama dengan baik anatara sesama teman. Kemudian kegiatan projek yang saya lakukan adalah membuat telur asin. Kegiatn membuat telur asin belum pernah saya laksanakan didalam kelas yang saya pegang, namun saya melihat mereka sangat bersemangat dalam membuat telur asin dan mereka saling bekerja sama antar kelompoknya, sehingga kemampuan sosial emosional mereka berkembang sangat baik.

Adapun langkah – langkah yang harus di selesaikan dalam menghadapi tantangan antara lain;

a.     Guru menyiapkan media pembelajaran yang berbasis digital

Di PPL Siklus 2 saya menggunakan PPT dan video pembelajaran yang berkaitan dengan tema hari itu




Anak-anak melihat dan menyimak video PPT dan media audiovisual



Tanya jawab tentang hasil dari menyimak video PPT dan media Audiovisual



 

b.     Guru menyiapkan media bahan yang terkait dengan topik yaitu cangkang kulit telur bebek, lem fox, kertas, kardus, kaleng, telur mainan, telur bebek mentah, telur bebek matang dll.

 


  

 c.     Penggunaan bahan ajar ;


·      Kegiatan pertama

Kolase gambar telur dari cangkang telur bebek ;

      Langkah pertama guru menyiapkan media dan bahan ajar, guru mendemonstrasikan kegiatan, kemudian anak mengambil bahan seperti kertas berpola gambar telur bebek, lem fox, cangkang kulit telur bebek kemudian anak mulai melaksanakan kegiatan 1 yaitu kolase dari cangkang telur bebek


 


 

Hasil kegiatan 1

·      Kegiatan kedua

Menghitung jumlah telur didalam kaleng

Langkah – langkah dalam melaksanakan kegiatan kedua:

Langkah pertama guru mendemontrasikan kegiatan kedua, kemudian anak mengambil bahan dan alat yang akan di pakai untuk kegiatan menghitung telur yaitu dengan cara ; anak menuliskan angka pada kertas kardus berbentuk lingkaran sesuai dengan keinginannya kemudian ditempelkan pada kaleng, kemudian anak yang lainnya memasukan jumlah telur ke dalam kaleng sesuai dengan angka yang menempel pada kaleng. Setelah itu anak menghitung jumlah total telur setelah ditambahkan




·      Kegiatan ketiga membuat telur asin

Guru menyiapkan alat dan bahan untuk membuat telur asin, anak dibagi 2 kelompok, kelompok anak perempuan mecuci telur bebek mentah kemudian mengelapinya sedangkan anak laki-laki menumbuk bata merah agar halus kemudian menyaringnya untuk diambil yang sudah halus. Guru memantau anak-anak.



Langkah selanjutnya membuat adonan untuk melumuri telur dari bahan batu bata merah halus dan garam dengan perbandingan 3:1 dan diberi air secukupnya. Guru mengamati dan sedikit memberikan arahan kepada anak anak

 

                        Langkah selanjutnya melumuri telur bebek dengan adonan

                        


                ·      Anak dapat membantu guru untuk membereskan alat main yang sudah di pakainya                          dan membantu membersihkan tempat mainnya.

                    



2.      Siapa saja yang terlibat dalam proses pembelajaran

Yang terlibat dalam proses pembelajaran berlangsung antara lain:

·      Semua peserta didik kelompok B3 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Lamaran sebagai sentra dalam proses pembelajaran

·      Wali murid kelompok B3 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Lamaran yang sudah mengantar anak sesuai jam berlangsungnya PPL

·      Guru sebagai fasilitator

·      Dosen dan Guru Pamong sebagai pembimbing

·      Rekan sejawat yang membantu berjalannya aksi ini

·      Suami yang sudah membantu merekam video PPL ini

 

REFLEKSI HASIL


 


Terdapat beberapa hal-hal yang baik yang dirasakan dalam pembelajaran berlangsung setelah menerapkan model / metode pembelajaran ini yakni:


Bagi peserta didik : anak anak merasa senang dan antusias mengikuti setiap kegiatan yang diberikan, mendorong rasa ingin tahu dan penasaran mereka pada kegiatan yang akan dilakukan, mendorong anak - anak untuk belajar lebih aktif dan kreatif, bentuk media pembelajaran kaleng angka dengan kaleng yang diisi telur mainan lebih menarik anak untuk belajar berhitung, mereka bisa menjumlah sendiri telur yang ada didalam kaleng dan teman sendiri bisa menilainya hasil hitungnya, anak - anak belajar cara bekerja sama dan bergotong royong sebagai team dalam satu kelompok untuk  membuat telur asin, ada yang mencuci telur, mengelap telur, menumbuk bata merah hingga menjadi serbuk bata dan mencampur bahan-bahan tersebut hingga menjadi adonan yang siap untuk melapisi telur bebek dan bisa bekerja bersama dengan teman temanya melumuri telur bebek tersebut, anak – anak mempunyai tanggung jawab untuk membersihkan dan merapikan kembali alat alat yang telah digunakan dan bersama sama membersihkan ruangan kelas, anak – anak tergali bakat seninya melalui kegiatan kolase gambar telur dengan menggunakan cangkang telur bebek, anak- anak merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan media audio visual. 


Sedangkan manfaatnya bagi saya saat inovasi pembelajaran berlangsung yaitu : dapat menggali kreatifitas saya dalam membuat atau menemukan media pembelajaran yang cocok diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yang saya lakukan, dapat meningkatkan pengetahuan saya tentang TPACK yang semula tidak tahu sama sekali menjadi sedikit mengetahui cara membuat bahan ajar dengan menggunakan PTT, saya jadi bisa membuat PTT sendiri melalui aplikasi canva, dengan membuat bahan ajar yang menarik melalui PTT saya jadi lebih mudah menjelaskan kepada anak-anak tentang topik yang akan dibahas hari itu secara runtun, ada kepuasan tersendiri bagi saya melihat anak – anak menikmati kegiatan yang diberikan dengan senang dan bersemangat.


 


A.    Daftar Pustaka


Febiola, K. A. (2020). Peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak usia dini melalui pengembangan media pembelajaran pohon angka. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 3(2), 238-248.


Sakila, S. R., Hibana, H., & Tumbularani, T. (2023). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di Pendidikan Islam Anak Usia Dini. EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 4(2), 2383-2392.


Irerike, Y. Y., & Amalia, D. (2022). MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN              MELALUI MEDIA KALENG ANGKA BAGI ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL    CEURIH BANDA ACEH. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 7(4).


Nurhayani, N., Yuanita, S. K. S., Permana, A. I., & Eliza, D. (2022). TPACK (Technological, Pedagogical, and Content Knowledge) untuk Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD. Jurnal Basicedu, 6(1), 179-190


Daryati, M. E. (2023). Pengaruh Media Numerik Digital Terhadap Kemampuan Konsep Bilangan. Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 4(2), 74-87

Post a Comment

أحدث أقدم