Cegah Radikalisme, TNI dan Polri Sinergi di Ponpes Al-Falah Saat MOS

Songgom (cbmnews.net) – Kegiatan Masa Orientasi Santri (MOS) di Yayasan Pondok Pesantren Modern Al-Falah berlangsung khidmat dan menarik. Orientasi yang diselenggarakan selama tiga hari tersebut, amatlah penting sebagai media pengenalan kepada santri baru. Terhitung ribuan peserta hadir mengikuti serangkaian penyelanggaran kegiatan tersebut.
MOS kali ini mengangkat tema yang begitu penting yakni “Meneguhkan jatidiri santri, sebagai garda depan perubahan untuk kemanusiaan dan peradaban”. Secara lebih khusus tema ini mengarah pada upaya pendidikan deradikalisasi yang dilakukan oleh pihak pesantren. Oleh karena itu, menurut M. Andi Hakim ketua MOS. Pihaknya melibatkan TNI dan POLRI pada kegiatan MOS kali ini.
“Melalui penanaman kecintaan terhadap NKRI dan Pemahaman Islam Moderat akan mampu menjadi benteng kokoh menangkal pemahaman fundamentalis-radikalis dikalangan pelajar. Sehingga visi melestarikan warisan para pendiri bangsa ini mampu diwujudkan” Tutur Andi, beberapa hari lalu.
Turut hadir sebagai pemateri Danramil 17/Songgom, Kapten Arm Jupriyadi memberikan motivasi bagi santri baru. Menurutnya, NKRI adalah harga mati. Bahwa saat ini banyak sekelompok orang yang ingin menggerogoti keutuhan negara ini, melalui Brain Washing khususnya kepada pelajar.
“Jihad sektoral-personal kini lebih dikampanyekan oleh jihadis ini, yakni amaliyah yang bisa dilakukan kapanpun dan oleh siapapun, dengan senjata apapun. Sehingga kita patut waspaada” Cemas Jupriyadi.
Hal senada juga di sampaikan Aiptu Cecep Subarkah, Kanit Binmas Polsek Songgom membenarkan gentingnya permasalahan tersebut. Menurutny, santri haruslah cerdas dan melek informasi, karena gempuran informasi Hoax yang seringkali menyulut konflik atas nama agama.
“Kewaspadaan ini perlu dilakukan, bersama segenap Asatid dan guru, agar santri tidak mudah digiring pada arus opini publik yang cenderung menyesatkan dan berbahaya” katanya.
Sementara itu, pengasuh YPPM Al-Falah KH. Nasrudin, SH menjelaskan bahwa krisis tengah dihadapi bangsa ini. Mengingat problematika multidimensional yang melanda akal, perilaku dan karakter pemuda Indonesia. Santri dengan model pendidikan yang akomodatif terhadap perkembangan segala zaman ini memiliki peran yang sangat signifikan. Santri dan pesantren adalah benteng terakhir pertahanan budaya, kearifan lokal dan pendidikan agama.
“Pergaulan Bebas, Narkoba dan yang juga amat berbahaya yakni radikalisme-terorisme. Hal ini menuntut peran serta santri sebagai pembawa pesan Islam yang rahmatan lil alamin dan juga agama moral” Pungkas KH. Nasrudin, SH. (Raeko/editor her)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama