Guru Humoris Favorit Murid

 


Oleh : Faiq Muamar, S.Pd.SD

Guru SDN Cilibur 04 Paguyangan Brebes

Dengan  berkembangnya dunia pendidikan , ada satu hal yang ditinggalkan dari pendidik ketika berlangsungnya pembelajaran diruang kelas yaitu strategi mengajar dengan humor. Srategi dengan  humor ini terkadang dilupakan  oleh pendidik sehingga murid merasa bosan di   kelas. Bosan adalah penyakit yang amat berbahaya, termasuk dalam pembelajaran. Orang yang  diserang penyakit bosan sebagian besar organ tubuhnya menjadi tidak produktif. Bahkan, otakpun tidak akan mau  diajak kompromi untuk berpikir dan memproses informasi. Begitu bahayanya penyakit bosan ini menyerang siswa di ruang kelas oleh karena itu guru harus mengusir rasa bosan itu dengan strategi humor.

Ternyata rasa humor di kelas lebih efektif dalam belajar-mengajar, di satu sisi materi pelajaran cepat ditangkap oleh murid dan tidak bosan di ruang kelas. Sebagaimana Cooper dan Sawat (1999) menyatakan bahwa humor seorang guru mendorong anak-anak untuk selalu ceria dan gembira serta tidak akan lekas merasa bosan atau lelah. 

Kemudia staton (1978) juga mendukung pendapat tersebut bahwa  cerita yang dianggap penting atau kecakapan mempergunakan kesempatan  yang tepat untuk  menyisipkan humor secara bijaksana sepanjang pemberian  pelajaran, akan mendorong siswa untuk tidak bosan mengikuti pelajaran tersebut. 

Perlunya seorang guru memiliki sifat penggembira juga dikemukakan oleh Lighart (1951), beliau menyatakan: seorang guru hendaklah memiliki sifat suka tertawa dan  suka memberi kesempatan tertawa kepada murid-muridnya. Artinya, suka tertawa merupakan sifat guru yang sangat diharapkan. Bahkan, guru diharapkan dapat menciptakan suasana riang di dalam  kelas, sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk tertawa secara bersama-sama pada saat yang tepat. 

Guru yang hebat mengajar, mempersiapkan materi yang diajarkan agar dapat diserap oleh muridnya dengan gampang dan menarik. Seperti tukang masak, mengajar juga harus disertai bumbu-bumbu untuk menambah sedapnya bahan pelajaran dan membuat murid bernafsu untuk mempelajarinya bahkan bikin penasaran. 

Humoris yang maksudkan di sini adalah sisi lain dari guru yang menjadi point plus dirinya sebagai strategi yang sangat membantunya untuk lebih mudah mengajar. Harus diingat, sebelum mencoba jurus humoris ini guru harus memiliki kharisma disegani oleh murid-muridnya. Tanpa itu, guru bisa jadi tak menguasai kelas. Dan yang terjadi murid-murid menjadi kurang sopan kepada guru. 

Berani humoris harus diimbangi dengan sikap guru yang tegas, tahu batas-batas humornya dan bisa menguasai kelas. Jangan sampai humoris jadi senjata untuk disukai murid-murid saja, tetapi kerja utama mengajarnya tidak becus. 

Humoris tidak bisa dibuat-buat, humoris itu spontanitas dan perlu ketulusan. Oleh sebab itu bila guru bukanlah orang yang humoris, jangan mencoba-coba strategi ini karena nanti yang terjadi kebalikannya, tingkah si guru yang jadi ledekan muridnya atau guru ketawa sendiri sementara muridnya hanya senyum kecut karena tidak lucu. Menggali kemampuan diri adalah penting. Setiap orang pasti punya kelebihan masing-masing, gunakan hal itu untuk menjadi point plus diri guru dalam mengajar. 

Saya memilih strategi humor dalam mengajar, karena dengan cara ini saya merasa enjoy dalam mengajar. Humor-humor segar bisa terlontar spontan dan disukai murid-murid. Murid-murid juga gampang menyerap pelajaran. Hubungan guru-murid juga baik, sehingga murid berani berkomunikasi kepada guru atas kesulitan yang dialaminya, berani mengkritik, berani memberi masukan kepada guru. 

Guru bukanlah apa-apa tanpa adanya murid-murid. Bekerja di sekeliling mereka memberi spirit dalam kehidupan saya. Harapan saya tidak muluk-muluk, semoga sedikit waktu yang dihabiskan mereka bersama saya di masa sekolah mereka ada manfaatnya dan berkesan baik di mata mereka. 

Salam untuk pendidikan Indonesia yang lebih maju. 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama