Mengenal Musim di Randusanga


Oleh : Lukman Randusanga
Rob di Randusanga Kulon Brebes



Mengenal randusanga Brebes sebaiknya tidak hanya tentang wisata spiritual dan pantainya saja. Tidak cukup dengan wisata  pemancingan yang luas dan ramai. Pemancingan  yang tidak mengenal waktu.  Pagi, siang, sore dan malam. Para pemancing yang menikmati hobinya disepanjang muara sungai sigeleng dan ranggon-ranggon yang dibuat oleh  para pemilik persewaan perahu.

Mengenal wisata dirandusanga sudah biasa dan sudah banyak yang tahu. Namun pada kesempatan ini, penulis mencoba menyodorkan sisi lain, yang insyaAllah ada manfaatnya buat para wisatawan yang akan berkunjung di randusanga. 

Informasi tersebut adalah tentang musim yang khusus ada  randusanga. Musim yang mungkin tidak dimilik atau ada  di desa maupun wilayah lain. Musim tersebut  berdasarkan hasil pengamatan, ngudarasa masyarakat, obrolan dengan tetangga dan observasi yang dilakukan oleh penulis terhadapat kondisi  randusanga Brebes.

Secara umum dapat dikatakan, kalau suatu desa memiliki hanya satu musim, apa jadinya desa tersebut. Mungkin akan timpang. Sesuatu dicipta  biasanya berpasang-pasangan.

Sebelum bicara musim yang ada di randusanga. Terlebih dahulu penulis mengatarkan apa arti musim itu sendiri.

Musim adalah pembagian waktu dalam setahun yang ditentukan oleh adanya perubahan cuaca, ekologi, dan durasi penyinaran Matahari. Penyebab terbentuknya musim adalah karena Bumi mengelilingi Matahari dan melakukan rotasi pada porosnya. Kemiringan rotasi Bumi ini mencapai 23,5 derajat dari sumbu tegak lurusnya (Wikipedia).

Secara umum musim itu suatu peristiwa yang terjadi di bumi yang berkaitan dengan keadaan iklim serta berubah dalam jangka waktu yang sudah ditentukan dalam setahun. 

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pengertian musim adalah rentang waktu tertentu yang berkaitan dengan kondisi iklim.

MUSIM DI RANDUSANGA

Kalau musim di Desa Randusanga, dapat dikatakan peristiwa yang terjadi di sekitar wilayah randusanga yang berkaitkan dengan iklim dan  perubahan yang sudah ditentukan dalam waktu satu tahun, serta pengaruhnya terhadap adanya iklim tersebut.

Penulis tegaskan kembali, dalam tulisan disini hanya bicara musim yang ada di Randusanga dan tidak bicara musim yang ada di Indonesia (kemarau dan hujan), maupun dunia yang memiliki 4 musim (musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur)

Randusanga memiliki musim yang pertama adalah "Musim Rob" musim ini terjadi kadang lama dan sebentar. serta setahun paling sedikit 2 kali.

Rob biasanya terjadi karena tinggi gelombang, kecepatan angin sekitar pesisir, topografi ( ketinggian dari permukaan laut),  penurunan wilayah (subsiden) serta curah hujan. Dan 
bencana banjir rob terjadi, biasanya bulan purnama.

Rob terjadi ditahun ini (2022) di randusanga, setiap bulan ada. Namun rob yang paling besar biasanya ada di sekitar bulan April sampai Januari. itupun hanya perkiraan dan ilmu titen dari masyarakat yang belum tentu kepastianya. 

Semisal saja pada bulan Desember, Januari, dan Februari curah hujan cukup tinggi, maka potensi banjir rob semakin besar terjadi. Namun tidak tahun 2022 rob tidak besar. Seperti bulan Mei 2022 ini yang banyak menenggelamkan rumah-rumah penduduk dan terjadi lebih dari satu minggu.

Musib rob banyak menelan korban harta benda. Sandal yang ditaruh depan rumah terbawa rob pergi entah kemana?. Sepeda motor macet  dan karatan. Mesin pompa air rusak terkena air asin. Lantai kotor dan peramik jebol. Pintu membengkat (melebar) dan pagar rusak (rodanya tidak berjalan) dan sebagainya.

Saat rob surut masyarakat harus membersihkan bekas-bekas banjir dan ini dilakukan tidak sekali.  Dikarenakan rob setiap hari datang, sehingga tidak boleh tidak ketika surut harus membersihkan rumah dan ketika rob datang membiarkan masuk.  

Banjir rob kalau tidak langsung dibersihkan dan disiram air tawar, maka lantai akan lengket dan licin. Walaupun siangnya banjir rob datang lagi. Maka keterpaksaan membersihkan wajib hukumnya. dalam  kaca mata  para pemilik rumah di randusanga yang terkena banjir rob.


Kedua, Musim Meninggikan Rumah. 
Musim ini tidak mengenal waktu dan terjadi kalau masyarakat memiliki uang yang cukup untuk meninggilan rumah.

Uang yang dikumpulkan oleh masyarakat,  tidak hanya untuk kebutuhan sekolah, makan minum dan kesehatan. Tetapi juga untuk pemenuhan peninggian rumah.

Rumah yang dibangun sudah berusia belasan  tahun dipastikan sudah kemasukan banjir air rob.  Terbukti banjir rob Mei 2022 sedikit sekali yang rumahnya tidak kemasukan air rob.

Percaya ataupun tidak masyarakat randusanga setiap memiliki uang, akan lebih fokus meninggikan runah dari pada  untuk mengembangkan usahanya.  Kalau hal ini terus berlanjut, diprediksikan perekonomian masyarakat  akan  menurun dan kemiskinan meningkat.

Tradisi baru yang muncul karena banjir rob. Rumah-rumah yang baru, rata-rata memiliki pondasi 1.5 M dan tinggi tembok sekitar3.75 M. Mereka beralasan agar aman untuk bebetapa tahun kedepan dari serangan banjir rob.

Sepertinya masyarakat randusanga Brebes belum mau meninggalkan tempat kelahirannya  dan pindah ke tempat yang aman dari banjir rob musiman. Ada beberapa alasan yang masih kuat untuk tetap tinggal di randusanga. Diantara faktor ekonomi, lahan pekerjaan, keluarga dan masih banyak lagi.

Mengenal dua musim yang ada di randusanga, mudah-mudah menjadi pemahaman bersama. Ketika banjir rob urungkan masuk randusanga dan ketika melihat bangun yang pondasi tinggi dan rumah yang tak berbentuk itulah korban banjir rob.



















Post a Comment

Lebih baru Lebih lama