Hj. Nur Nadlifah : Cegah Stunting Sejak Dini dengan Pola Asuh yang Baik

TEGAL ( cbm-news.com ) - Mari cegah stunting sejak dini dengan pola asuh yang baik, karena stunting disebabkan bukan hanya karena kemiskinan. Demikian disampaikan anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB Hj. Nur Nadlifah, S.Ag, M.M pada kegiatan sosialisasi dan KIE Bangga Kencana di Gedung SMA Ma'arif NU Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal, Jumat (14/10/2022 ).


Kegiatan ini dihadiri oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupa (DP3AP2KB) Kabupaten Tegal Ir. Khofifah, M.M, Ketua Tim Pokja Dalduk BKKBN Jawa Tengah Dra. Farida Sumarlin, M.Si dan BKKBN Pusat Sadtina Salim, SKM, M.Kes.


Sebagian besar masyarakat, menurut Nur Nadlifah, mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.


" Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah," paparnya.


Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.


" Salah satunya penyebab stunting adalah pola asuh, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita," imbuhnya.


Dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan.


" Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan," pungkasnya.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama