Nur Nadlifah Ajak Masyarakat Berperan Cegah Stunting


BREBES - Para orang tua diharapkan mengetahui tentang gejala stunting dan upaya pencegahannya. Demikian disampaikan oleh anggota DPR RI Komisi IX Fraksi PKB Hj. Nur Nadlifah, S.Ag, M.M di hadapan komunitas pekerja shuttlecock Kabupaten Tegal di GOR Serbaguna Desa Lawatan, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Minggu (19/11/2023).

Gejala stunting pada anak, kata Nur Nadlifah, yang harus diwaspadai oleh para orangtua, diantaranya adalah pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda, berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya dan sang anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya.

" Selain itu juga gejala lainnya adalah proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda/kecil untuk seusianya. Hal ini harus mendapat perhatian orang tua sejak dini bahkan saat hamil untuk mencegahnya," lanjutnya.

Ibu hamil, lanjut Nur Nadlifah, diharapkan bisa rutin melakukan pemeriksaan kandungan ke fasilitas kesehatan terdekat, rutin mengkonsumsi Tablet Tambah Darah, serta memenuhi asupan gizi, seperti protein hewani yang baik bagi tumbuh kembang janin. 

" Remaja putri aktif minum tablet tambah darah 1 tablet seminngu sekali. Pemberian ASI ekslusif pada bayi selama 6 bulan. bayi di atas enam bulan diberikan konsumsi protein hewani dan tetap melanjutkan ASI. Jangan lupa datang ke Posyandu setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan serta imunisasi balita," paparnya.


Selain itu juga narasumber lainnya Kabid Pengendalian Penduduk (Dalduk) dan KS dr. Bening Priambudi, MM menyampaikan, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. 

" Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/ kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif," ujarnya.
 

Hal senada disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih bahwa BKKBN optimis bahwa angka prevalensi stunting di Jawa Tengah bisa turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

" Semoga stunting di Jawa Tengah bisa terus ditekan hingga tidak ada lagi stunting, dan akhirnya Jawa Tengah bisa menyumbang pemuda pemudi aktif yang kelak akan memberikan peran perubahan pada generasi emas Indonesia di tahun 2045," pungkasnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama